Selasa, 10 Januari 2012

Untuk apa Cinta Syahadah?

Sudah beberapa bulan ini blog Cinta Syahadah tidak pernah update. Bahkan hingga penghunjung tahun 2011 kemarin blog ini masih saja tidak menampakkan adanya perubahan. Kini diawal tahun 2012 ini, melalui blog ini saya akan mencoba memuhasabah diri; untuk apa sebenarnya keberadaan blog ini saya buat?

Blog ini dibuat pada sekitar pertengahan tahun 2007. Waktu itu saya baru 1 tahun tinggal di Malang. Dan secara fungsional saya kurang begitu tahu untuk apa sebenarnya blog itu. Saya baru paham sedikit setelah saya dipinjami buku yang membahas tengang blog oleh seorang teman kuliah saya. Singkatnya kala itu saya memahami blog sebagai sebuah solusi bagi orang awam yang ingin mempunyai website sendiri namun tidak bisa / menguasai bahasa pemrograman website. Selain itu mempunyai website dengan blog tidak dikenai biaya alias gratis. 

Dari sini saya kemudian mempunyai inisiatif untuk membuat blog, dengan niatan akan menjadikannya sebagai media untuk mempublikasikan tulisan-tulisan saya berupa tulisan apapun. Dengan demikian saya berharap ada komentar dari para pengunjung terhadap tulisan-tulisan saya yang dipublish di blog. Entah itu komentar terhadap apa yang saya tulis atau komentar terhadap gaya kepenulisan saya. Dengan komentar ini saya berharap saya bisa memperbaiki kekeliruan-kekeliruan pada tulisan-tulisan saya. Atau saya bisa introspeksi diri dengan apa yang saya tulis, jika yang saya tuliskan di blog ini terdapat kesalahan-kesalahan.

Itulah niatan awal blog ini saya buat. Namun karena banyak kesibukan dengan kerjaan frelance dan acara-acara yang tidak jelas, menjadikan blog ini terbengkalai. Untuk memulainya lagi tentu saja saya merasa malas. Saya jadi malas untuk menulis lagi. Gairah dan semangat menulis saya seperti hilang sama sekali. Padahal sebenarnya cita-cita saya (selain menjadi programer) adalah menjadi penulis. Saya tertarik sekali dengan ucapan Imam Ghazali yang sering disinggung dalam buku Jalan Terjal Santri Menjadi Penulis, yaitu kurang lebih seperti ini: Kalau kamu bukan keturunan orang kaya atau bangsawan maka jadilah penulis. Kenapa harus jadi penulis, karena kata Alm. KH. Zainal Arifin Toha (masih dalam buku yang sama) juga menyinggung: Dengan Menulis Maka Aku Ada. 

Saya sangat setuju sekali dengan pernyataan kedua tokoh tersebut. Sebab ada beberapa penulis yang saya ketahui sejak saya nyantri di Pondok Pesantren Annuqayah bukan berasal dari keturunan Bansawan dan konglomerat menjadi terkenal di media dengan gagasan-gagasannya. Dia menjadi Ada dan diketahui banyak masyarakat melalui karya-karyanya. Jika konglomerat memperjuangkan nasib rakyat dengan kedermawanannya, bangsawan atau pejabat negara dengan pangkatnya. Maka seorang penulis adalah dengan tulisannya.

Maka oleh karena itulah Blog Cinta Syahadah ini menjadi ada. Semoga ditahun 2012 ini gairah saya untuk belajar menulis semakin membara dan tidak mudah surut karena pengaruh apapun. Bismillah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar