Karma itu bukan Mitos. Karma itu benar-benar ada
"Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. Al-An'am:160)
Ayat lain selain tersebut diatas Allah juga berfirman:
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula" (QS. Al-Zalzalah: 7-8)
"Masa bodoh dengan mitos begituan, kamu kira aku percaya?", begitulah sebuah sms singkat dari seorang teman saya ketika saya ingatkan tentang hukum karma. Sms yang masuk pada tanggal 21 Nopember 2013 jam 22.19 WIB itu masih tersimpan di hp saya hingga saat tulisan ini saya posting. Waktu itu saya males meladeninya melalui sms atau melalui telepon. Karena dia orangnya yang super sibuk, kerjanya mulai pagi-pagi buta sampai jam 19.30. Itupun kadang masih diteruskan dengan begadang sampe dini hari. Tulisan ini sebenarnya merupakan sebuah ketidak terimmaan saya atas tanggapan teman saya itu mengenai karma. Padahal menurut saya, karma itu sudah berkali-kali Allah SWT Tegaskan dalam Al-Qur'an. Pun juga Nabi sering mensabdakannya dalam hadits-hadits beliau.
Sebelum saya membahas karma, ada baiknya kita pahami dulu bersama kata "karma" menurut kamus bahasa Indonesia; "dalam hinduisme yaitu hukum 'menanam' dan 'mengetam', sebab dan akibat dalam kehidupan manusia, dimana setiap tindakan manusia dalam hidupnya pasti akan membawa akibat, baik atau buruk".
Lalu bagaimana Karma menurut Islam, agama yang kita yakini kebenaran ajaran-ajarannya melalui Al-Qur'an dan Hadits Nabi SAW? Dalam firmanNya Allah menjelaskan
Sebelum saya membahas karma, ada baiknya kita pahami dulu bersama kata "karma" menurut kamus bahasa Indonesia; "dalam hinduisme yaitu hukum 'menanam' dan 'mengetam', sebab dan akibat dalam kehidupan manusia, dimana setiap tindakan manusia dalam hidupnya pasti akan membawa akibat, baik atau buruk".
Lalu bagaimana Karma menurut Islam, agama yang kita yakini kebenaran ajaran-ajarannya melalui Al-Qur'an dan Hadits Nabi SAW? Dalam firmanNya Allah menjelaskan
Ayat lain selain tersebut diatas Allah juga berfirman:
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula" (QS. Al-Zalzalah: 7-8)
Tentu saja masih banyak ayat-ayat lainnya yang berkaitan dengan karma ini, misalnya dalam QS Ali Imron 197, Al An am 11, an Nahl 36, Tahaa 128, An naml 69, Al An kabuut 20 Fathir 44. dan lain sebagianya yang tidak mungkin saya tuliskan satu persatu dalam tulisan ini. Dua ayat Al-Qur'an diatas saya rasa sudah cukup untuk memberikan bukti bahwa karma itu bukanlah mitos. Bahwa karma itu sebenarnya ada ajarannya dalam Agama kita. Islam.
Oleh karena itu. Sesungguhnya, ketika kita membuat orang lain menangis, maka kitalah yang akan menangis kelak. Sesungguhnya ketika kita membuat orang lain merugi, kita sendirilah yang akan merugi kelak. Dan sesungguhnya ketika kita membuat orang lain susah, kita sendirilah yang akan merasakan kesusahan kelak. Tidak ada kesusahan yang timbul kecuali kita yang menyusahkan diri kita sendiri. Tidak ada permasalahan kehidupan yang muncul kecuali kita sendiri yang membuat masalah.
Terkadang ketika kita ditimpa sebuah masalah, kita lebih banyak menuding orang lain sebagai penyebabnya. Padahal sejatinya menyalahkan orang lain untuk penderitaan kita, justru akan menambah kita satu penderitaan lagi. Jadi ketika kita ditimpa sebuah masalah atau penderitaan, marilah kita cari penyebab kesusahan hidup, dari dalam diri kita sendiri. Dan carilah semua penyebab penderitaan yang kita rasakan, dari dalam diri kita sendiri. Karena penyebab yang paling banyak dan yang paling utama adalah biasanya justru dari diri kita sendiri. Jujur dengan kesalahan sendiri dan ubahlah, inilah dua solusi efektif bila penderitaan sedang datang.
Bukankah Allah sudah memperingatkan sebagaimana Ayat yang saya tulis diatas; bahwa siapapun yang tidak menghendaki kesusahan, tidak menginginkan kesulitan dikehidupan dunia ini, hendaknya selalu berbuat baik dan menjauhi keburukan. Bukankah perbuatan buruk pasti akan menuai keburukan. sedang perbuatan baikpun akan menuai kebaikan. Hanya kadang kita perlu membuka mata, dibagian kehidupan yang mana ia tumbuh menjadi buah. Tidak selamanya jika kita berbuat keburukan pada si A maka buah keburukan tersebut dari Si A juga. Bisa saja buah tersebut berasal dari si B atau si C. Buah keburukannya pun belum juga tentu sama, bahkan bisa jadi lebih parah. Kan satu di balas sepuluh? Demikian juga dengan perbuatan baik. Jika kita berbuat baik pada si A, belum tentu balasan kebaikan tersebut dari si A. Bisa jadi kebaikan tersebut berasal dari si B, si C dan seterusnya. Buah kebaikannya pun juga belum tentu sama. Bisa saja kebaikan itu berupa finansial, kesehatan, ketenangan, kebahagiaan dan lain sebagainya. Ah.. Allah itu memang begitu Maha Adil dan Bijaksana. Semestinya kita tidak henti-hentinya bersyukur atas hidayahNya ini.
Bila penyebab dibanyak semua kesulitan kita adalah kesalahan kita sendiri, bila penyebab di banyak semua kesusahan kita adalah keburukan kita sendiri dan bila penyebab dibanyak pederitaan kita adalah maksiat dan dosa kita sendiri. Maka Ampunan Allah adalah awal jawaban segalanya, atau mungkin malah jawaban bagi segalanya. Sadarlah bahwa apapun perbuatan buruk yang kita lakukan hanya akan mengantarkan kita kepada kenestapaan yang mungkin berkepanjangan. Dan apapun kejahatan yang kita kerjakan hanya akan mengantarkan kita kepada penyesalan yang mungkin akan kita ratapi sepanjang sisa hidup. Jadi tidak ada satupun yang bisa meloloskan diri dari hukum sebab akibat. Tidak ada satupun manusia yang bisa lolos dari kejaran akibat buruk perbuatan buruk.
Allah berfirman "Tiap-Tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya." (QS: Al-Muddatsir: 38)
Dalam hadits Qudsi Allah juga berfirman: "Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan Zalim atas diriKu dan Aku jadikan ia sesuatu yang diharamkan diantara kamu. Maka jangalah kamu saling menganiaya" (HR. Abu Dzar Al-Ghifari)
Oleh karena itulah, saat ini juga marilah kita buat sebanyak-banyak orang bahagia dengan kehadiran kita, maka kebahagiaan akan menjadi bagian dari kehidupan kita. Tidak ada keburukan dan tidak ada kesalahan yang tidak berakibat buruk. semuanya berakibat buruk. hanya dengan kebaikan sajalah akibat buruk tersebut akan diubah dan dikubur. Sekali lagi, mulai detik ini juga marilah kita berbuat sebanyak-banyaknya kebaikan. Kita tidak tahu sebesar apa keburukan yang sudah kita lakukan. Nabi SAW bersabda "ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapusnya.. "HR. At-Tirmidzi
Siapapun punya masa lalu, Masa lalu memang jangan menjadi beban, tapi harus menjadi pengalaman dan pelajaran. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menjustifikasi siapapun. Walaupun Tulisan ini terlahir lantaran sms dari teman saya seperti dipaparkan diawal. Sekali lagi tulisan ini murni sebagai langkah untuk muhasabah diri kita masing-masing. Terutama bagi saya sendiri.
Sebelum tulisan ini saya akhiri. Sebagai seorang muslim, marilah kita mengakrabkan diri dengan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai kompas dalam kehidupan kita di dunia tempat kita singgah sementara ini. Bila kita tidak mau mengakrabkan diri Dengan Al-Qur'an dan Sunnah serta tidak mau berpedoman pada keduanya, boleh jadi kita bagaikan berjalan tanpa arah dan tujuan. Atau bahkan berjalan dalam kegelapan tanpa pelita. Jadi. Al-Qur'an dan Hadits. Itulah kompas kita sebagai seorang muslim. Bukan Ilmu Nujum dan bukan pula ajaran dari agama-agama lain.
Senin, 24 Nopember 2013.
Oleh karena itu. Sesungguhnya, ketika kita membuat orang lain menangis, maka kitalah yang akan menangis kelak. Sesungguhnya ketika kita membuat orang lain merugi, kita sendirilah yang akan merugi kelak. Dan sesungguhnya ketika kita membuat orang lain susah, kita sendirilah yang akan merasakan kesusahan kelak. Tidak ada kesusahan yang timbul kecuali kita yang menyusahkan diri kita sendiri. Tidak ada permasalahan kehidupan yang muncul kecuali kita sendiri yang membuat masalah.
Terkadang ketika kita ditimpa sebuah masalah, kita lebih banyak menuding orang lain sebagai penyebabnya. Padahal sejatinya menyalahkan orang lain untuk penderitaan kita, justru akan menambah kita satu penderitaan lagi. Jadi ketika kita ditimpa sebuah masalah atau penderitaan, marilah kita cari penyebab kesusahan hidup, dari dalam diri kita sendiri. Dan carilah semua penyebab penderitaan yang kita rasakan, dari dalam diri kita sendiri. Karena penyebab yang paling banyak dan yang paling utama adalah biasanya justru dari diri kita sendiri. Jujur dengan kesalahan sendiri dan ubahlah, inilah dua solusi efektif bila penderitaan sedang datang.
Bukankah Allah sudah memperingatkan sebagaimana Ayat yang saya tulis diatas; bahwa siapapun yang tidak menghendaki kesusahan, tidak menginginkan kesulitan dikehidupan dunia ini, hendaknya selalu berbuat baik dan menjauhi keburukan. Bukankah perbuatan buruk pasti akan menuai keburukan. sedang perbuatan baikpun akan menuai kebaikan. Hanya kadang kita perlu membuka mata, dibagian kehidupan yang mana ia tumbuh menjadi buah. Tidak selamanya jika kita berbuat keburukan pada si A maka buah keburukan tersebut dari Si A juga. Bisa saja buah tersebut berasal dari si B atau si C. Buah keburukannya pun belum juga tentu sama, bahkan bisa jadi lebih parah. Kan satu di balas sepuluh? Demikian juga dengan perbuatan baik. Jika kita berbuat baik pada si A, belum tentu balasan kebaikan tersebut dari si A. Bisa jadi kebaikan tersebut berasal dari si B, si C dan seterusnya. Buah kebaikannya pun juga belum tentu sama. Bisa saja kebaikan itu berupa finansial, kesehatan, ketenangan, kebahagiaan dan lain sebagainya. Ah.. Allah itu memang begitu Maha Adil dan Bijaksana. Semestinya kita tidak henti-hentinya bersyukur atas hidayahNya ini.
Bila penyebab dibanyak semua kesulitan kita adalah kesalahan kita sendiri, bila penyebab di banyak semua kesusahan kita adalah keburukan kita sendiri dan bila penyebab dibanyak pederitaan kita adalah maksiat dan dosa kita sendiri. Maka Ampunan Allah adalah awal jawaban segalanya, atau mungkin malah jawaban bagi segalanya. Sadarlah bahwa apapun perbuatan buruk yang kita lakukan hanya akan mengantarkan kita kepada kenestapaan yang mungkin berkepanjangan. Dan apapun kejahatan yang kita kerjakan hanya akan mengantarkan kita kepada penyesalan yang mungkin akan kita ratapi sepanjang sisa hidup. Jadi tidak ada satupun yang bisa meloloskan diri dari hukum sebab akibat. Tidak ada satupun manusia yang bisa lolos dari kejaran akibat buruk perbuatan buruk.
Allah berfirman "Tiap-Tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya." (QS: Al-Muddatsir: 38)
Dalam hadits Qudsi Allah juga berfirman: "Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan Zalim atas diriKu dan Aku jadikan ia sesuatu yang diharamkan diantara kamu. Maka jangalah kamu saling menganiaya" (HR. Abu Dzar Al-Ghifari)
Oleh karena itulah, saat ini juga marilah kita buat sebanyak-banyak orang bahagia dengan kehadiran kita, maka kebahagiaan akan menjadi bagian dari kehidupan kita. Tidak ada keburukan dan tidak ada kesalahan yang tidak berakibat buruk. semuanya berakibat buruk. hanya dengan kebaikan sajalah akibat buruk tersebut akan diubah dan dikubur. Sekali lagi, mulai detik ini juga marilah kita berbuat sebanyak-banyaknya kebaikan. Kita tidak tahu sebesar apa keburukan yang sudah kita lakukan. Nabi SAW bersabda "ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapusnya.. "HR. At-Tirmidzi
Siapapun punya masa lalu, Masa lalu memang jangan menjadi beban, tapi harus menjadi pengalaman dan pelajaran. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menjustifikasi siapapun. Walaupun Tulisan ini terlahir lantaran sms dari teman saya seperti dipaparkan diawal. Sekali lagi tulisan ini murni sebagai langkah untuk muhasabah diri kita masing-masing. Terutama bagi saya sendiri.
Sebelum tulisan ini saya akhiri. Sebagai seorang muslim, marilah kita mengakrabkan diri dengan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai kompas dalam kehidupan kita di dunia tempat kita singgah sementara ini. Bila kita tidak mau mengakrabkan diri Dengan Al-Qur'an dan Sunnah serta tidak mau berpedoman pada keduanya, boleh jadi kita bagaikan berjalan tanpa arah dan tujuan. Atau bahkan berjalan dalam kegelapan tanpa pelita. Jadi. Al-Qur'an dan Hadits. Itulah kompas kita sebagai seorang muslim. Bukan Ilmu Nujum dan bukan pula ajaran dari agama-agama lain.
Senin, 24 Nopember 2013.
sungguh tadi memang terlintas tentang karma, eh, kok ya kebetulan lantas membaca artikel ini setelah buka blogger.terima kasih, ya
BalasHapusSbenarnya karma itu dlm agama Hindu..lain maksudnya dengan apa yg Allah tetapkan dlm Islam..karma kalau difahamkan betul2 lain maksudnya..jauh sekali dgn ajaran Islam kerana karma melibatkan kelahiran semula..untuk lebih lanjut tnylah org yg lebih arif..sy hanya menegur..maaf..
BalasHapusanda bicara tentang tumimbal lahir
Hapusapakah anda tau tanda2 kiamat?
anda sebagai orang malaysia harus paham ajaran selamat
silakan tanya kepada ibu anda sewaktu melahirkan anda, apa yang dirasakannya.
Intinya ya.. Setiap perbuatan itu ada balasannya.. Memang kalo dari arti kata secara ideologi karma lebih dalam.. Mungkin yg mau di angkat oleh penulis ya itu..
HapusKalo berbuat baik akan ada balasan yang baik dan begitu juga kebalikannya.. Terlepas dari ajaran agama lain.. Gitu sih yg gw tangkep.. Sekian
Intinya ya.. Setiap perbuatan itu ada balasannya.. Memang kalo dari arti kata secara ideologi karma lebih dalam.. Mungkin yg mau di angkat oleh penulis ya itu..
HapusKalo berbuat baik akan ada balasan yang baik dan begitu juga kebalikannya.. Terlepas dari ajaran agama lain.. Gitu sih yg gw tangkep.. Sekian
Koq beda ya penjelasannya dg artikel tetangga,pas saya search di google paling atas,coba tanyakan lagi dg pak ustad deh,
HapusAssalamualaikum
HapusJd gmn ini.sy jd keder
Wah wah pinter dan pandai sekali si penulis ini ber andai"dan ber imajinasi sendiri sipenulis juga blm paham tentang KARMA.
BalasHapusDalam islam tidak ada istilah KARMA
Karma itu ajaran agam darma hindu
Jgn campur adukan begitu dong
Ada tidak ayat al quran yg dengan tegas mengatakan KARMA
Atau hadiz dgn tegas mengatakan KARMA
berarti anda yang tidak tau apakah itu ilmu selamat, karma itu artinya sebab akibat,
Hapuskalo bahasa arab memang tidak ada itu kata karma
anda harus mempelajari lebih dalam ilmu selamat
karma bukan hanya sebatas hindu saja
sudahkah anda sadari kebodohan anda?
saya sedikit paham, karma itu dari bahasa india kuno (budha, tapi maksud si penulis seperti ini mungkin bang,
Hapuskarma cuma perumpamaan/persamaan, intinya bukan sama atau hampir sama, apa yang kita perbuat entah baik atau jahat suatu saat nanti kita bakal merasakan balasan dari apa yang telah kita perbuat.
mohon petunjuknya
Didalam islam itu disebut dengan Jaza' bukan karma
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKarma itu buah enak yg dari arab itu yakkk
HapusK. Faizi : mator sakalangkong ampon soddi rabu ke.
BalasHapusAnomin dan Jhon rano : Terimakasih atas komentar dan masukannya. menurut saya, memang benar bahwa karma itu memang tidak istilahnya ada dalam Islam. hanya istilahnya saja yang tidak ada. akan tetapi kalau kita tilik dari pengertiannya di kamus bahasa Indonesia sebagaimana saya sudah paparkan diatas. Karma itu ada dalam Islam, hanya saja beda istilah. Sekali lagi hanya beda Istilah. Ini berdasar uraian dalam kamus Bahasa Indonesia. Terimakasih. :-)
BalasHapusKita pakai Al-Quran bukan pakai KBBI, maaf kalau bahasanya kasar
HapusApakah berdosa kalau saya memakai istilah bahasa lain selain al-Qur'an? saya maafkan kekasaran anda. se maaf-maafnya.
Hapuskalo saya si ambil positifnya nih bang, intinya cuma beda bahasa menurut saya, mungkin di budha karma tapi di islam pembalasan. bahasa kasarnya ya sama, jahat dibales jahat baik ya dibales baik.
Hapusmaju terus, mohon petunjuk :D
Jadi... Beda istilah sama maksud?
HapusOh jadi kalau saya bilang anda bodoh tapi maksud saya baik... Gpp donk...
Di alquran sudah di jelaskan tentang hari akhir atau akhirat... Maksud disini adalah ketika kita berbuat baik maka kita mendapatkan pahala untuk modal di hari akhir
Tafsirkan lebih mendalam..serupa tapi tak sama,istilah karma tidak ada dalam Islam..mohon dikaji ulang..semoga kita selalu dalam Islam Dan I man
BalasHapusberarti anda yang tidak tau apakah itu ilmu selamat, karma itu artinya sebab akibat, kalo bahasa arab memang tidak ada itu kata karma anda harus mempelajari lebih dalam ilmu selamat karma bukan hanya sebatas hindu saja sudahkah anda sadari kebodohan anda?
HapusSaya ingin mempelajari ilmu selamat dari anda, apa memang ada dalam Alqur'an dan hadits tentang ilmu selamat ini ?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKarma itu tidak ada dalam Islam, si penulis hanya berandai andai. وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
BalasHapus“Dan janganlah engkau mengikuti apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawaban.” (QS. Al-Isra’: 36)
Dalam ayat di atas ditegaskan dalam Al-Quran jika anda tidak memiliki pengetahuan yang cukup lebih baik anda diam.
QS Al Baqarah (2) : 42 Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.
Sudah jelas agama budha itu salah jadu jangan anda campur adukkan dengan Islam. Trimakasih
Setuju bangett, dulu juga pernah dijelasim sama ustadzah oki.
HapusSetuju bangett, dulu juga pernah dijelasim sama ustadzah oki.
HapusAllahuakbarr.jls skali abang.mantabb
HapusArtikel nya bagus. :)..
BalasHapuskarma memang tidak ada dalam islam, karena dalam bahasa arab tidak mengenal kata karma, tapi bukan berarti karma perbuatan itu tidak ada, seperti yang di jelaskan admin blog ini, yang tidak ada di dalam islam dan di tentang itu karma reinkarnasi ,,,,,
BalasHapusSangat betul sekali, bahwa karma memang tidak ada dalam ajaran islam, penulis hanya menyamakan arti dari arti kata bahasa Alqur'an, bahasa Al'quran tidak sebegitu mudahnya untuk dimaknai begitu saja tanpa ilmunya, hanya Allah yg memberi kehendak atas balasan, bisa jadi orang yg berbuat buruk tidak lgsg menerima balasannya, bahkan ada org yg melakukan keburukan terhadap org lain tanpa Allah beri balasan langsung, akan tetapi Allah akan membalasnya di akhitlrat. Sedangkan karma memiliki sifat balasan lgsg di kehidupan. Seharusnya penulis mengkaji terlebih dahulu dengan melibatkan ahli-ahli Qur'an dan hadits serta ahli bahasa
HapusKarma tidak ada dalam istilah islam, tapi dalam islam adanya kaffarah.
BalasHapusapa sih bedanya agama? smua mengajarkan kebaikan. dan di agama sebelum islam di tulis tentng karma, bahkan ajaran kejawen pun mempercayai adanya karma. . tp knpa di islam agama yang paling sempurna tidak ditulis??? belajar agama jngan kulitnya sja. .tp fahami jg isinya. imbarat makan kunyah dulu jngn langsng ditelan. bagi yg tdk prcya karma carilah guru ngaji lgi. . mksih. .
BalasHapusWalah ini lagi tambah ngaco. Nanya apa bedanya agama. Islam adalah agama yang paling sempurna bukan berarti semua agama terdahulu di "input" semua dalam islam. Makanya belajar islam sama guru yang bener, jangan belajar sama internet/android doank. Speechless dah sama yang satu ini..
HapusYg ini kebanyakan makan mecin :v
HapusArtikelnya orang setres, keseringan nonton film india ya kaya gt
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusIslam Itu Rahmatan Lil Alamin, "Murnikan Hatimu" Kang Admin, Semoga Admin Mendapatkan Pencerahan..
BalasHapusPenulis harusnya lebih mengkaji dalam2 materinya sebelum dipublish. Apakah penulis sudah paham benar arti dari karma yang bersumber dari ajaran agama lain? Bukan hanya masalah "bahasa". Tapi pengertian sebenarna dan selengkap2nya dari karma. Saya juga tidak paham benar tentang karma. Tapi dari beberapa sumber yang pernah saya baca karma tidak lepas dari kelahiran kembali atawa reikarnasi. Nah dari situ aja udah bisa kita tarik kesimpulan kalau karma memang tidak ada dalam islam dan sebagai umat islam kita tidak boleh meyakininya. Thx
BalasHapussaya setuju sama artikel penulis ini.. yang lain yang ga setuju ga usah dibaca aja dan jangan sok pinter.. simpel ga usah pake ribut di blog orang.. trims..
BalasHapusKita hanya mengklarifikasi hasil tulisan saja, agar tidak ada yg keliru lagi, artikel ini bisa membuat orang keliru. Jadi sebagai pembaca pun jangan sok pinter
HapusIni sepertinya pernah sama-sama menjadi anggota parleman ikstida
BalasHapusIman Jagoa
BalasHapusIman Jagoa
BalasHapusPandangan setiap org itu berbeda2,tp kl menurut sy penulis benar,dengan pemaknaannya,,,baik buruk perbuatan manusia psti ada balasannya
BalasHapusHanya saja tergantung dari kita sendiri percaya hukum itu berdasarkan iman atau kata "karma"nya
karma ini gak ada. yg ada hanya terjadi kebetulan. dan perlu di ingat. allah tidak pernah menjanjikan apapun untuk urusan dunia. mengapa ada hari pembalasan kalo dunia jadi pembahasan. intinya hidup harus berbuat baik. dan perlu di pahamuli juga arti dari hidup itu apa dan buat apa. renungi.
BalasHapusmaaf tpi bukanya balasan yang di maksud allah berbeda dengan sistem karma yang jelas" di bentuk sesuai kepercayaan hindu dan budha....tolong perbaiki jika fuad salah
BalasHapusSaya mah setuju sajaa,saya pernah baca yang seperti ini di artikel lain,yang menjelaskan sebab akibat.
BalasHapusSemua ada balasannya..
BalasHapussbenar nYa maksud ayat diatas sebesar apapun amaL kebaikan yg kamu tuai (perbuat) wLupun sebesar biji zaroh,akan di pertimbangkan aLLah s.w.t di akhirat nanti,begitu pun sebaLik nYa...
BalasHapusitu maksud ayat nYa,,bukan karma
Admin nya kebanyakan minum baygon😂😂😂😂
BalasHapusKasusnya sama kya agama kristen ada nama nya tuhan bapak, tapi dalam islam tuhan itu hanya satu allah swt..
BalasHapusKesimpulanya pendapat seseorang berbeda", saya pernah ngdenger ceramah, jangan paksakan kehendak anda untuk memaksa ayat" alquran memenuhi kemauan anda,
Itu aja trimksh
makasih kawan
BalasHapusJika ada karma kenapa harus ada akhirat yakni syurga dan neraka?. Bahwasannya qta akan dibalas nti perbuatan qta di akhirat.
BalasHapusAish gregetan gue liat komen tentang ilmu selamat....
BalasHapusBukan kah islam itu menyelamatkan...
Tolong admin nya jangan bait
Jika ingin percaya ajaran tetangga gk usah posting
"istilah beda" ya sudah beda... Serupa pun belum tentu sama
Kita punya hari akhir atau akhirat... Perbuatan baik mendapatkan pahala untuk modal di akhirat...
Takdir kita sendiri yang menentukan... Gagal berarti kurang usaha... Kerja keras tawakal doa Hal yg utama
BalasHapusInilah Saatnya Menang Bersama Legenda QQ
Situs Impian Para pecinta dan peminat Taruhan Online !!!
Kami Hadirkan 7 Permainan 100% FairPlay :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu apalagi Boss !!! langsung daftarkan diri anda di Legenda QQ
Ubah mimpi anda menjadi kenyataan bersama kami !!!
Dengan Minimal Deposit dan Raih WD sebesar" nya !!!
Contact Us :
+ website : legendapelangi.com
+ Skype : Legenda QQ
+ BBM : 2AE190C9
Yang komen ada yg positif dan ada yg negatif ya, inilah pendapat setiap orang. Marilah kita BerToleransi dan PerDamaian
BalasHapusSaya sangat kagum dengan penjelasan penulis... Sangat jelas dan bijaksana... Aneh nya kok bnyk yg ga nyambung yah komen nya...
BalasHapusOrg islam pakailah kata2 islam saja.. lakum dinukum waliadin.. titik
BalasHapusSaya paham mksd adminnya, tapi adminnya keliru.
BalasHapusDikamus kbbi emg ada sebab-akibat, tapi liat kata2 di belakangnya ada tulisan hukum mutlak DI DUNIA. Konsep sebab-akibat dalam islam itu bukan di DUNIA saja, tapi DUNIA dan AKHIRAT. Sementara hukum Allah dalam menentukan akibat di dunia tidak pernah mutlak, itu hak istimewa Allah. Kita cmn bisa ikhtiar dan doa.
Jadi saran saya kalo emang latah nyebut kata karma, lebih baik latahnya dikurangi. Jgn malah ngerusak iman dgn menyambung2kan seakan menjadi tepat.
Trims..
Ajaran karma menganggap bahwa segala hal yang dikerjakan manusia akan membawa dampak bagi dirinya cepat atau lambat, dan akan mempunyai dampak atas apa yang disebut sebagai kehidupan selanjutnya. Menurut keyakinan ini, manusia akan terus terlahir kembali ke dunia ini, di mana mereka harus menanggung akibatnya dalam kehidupan berikutnya atas apa yang telah mereka lakukan di masa lalu. Ajaran Buddha mengingkari adanya Tuhan dan yakin bahwa karma adalah kekuatan tersendiri yang mengatur segala sesuatu.
BalasHapusKarma adalah kata Sanskerta yang berarti “tindakan,” dan mengacu pada hukum sebab akibat. Menurut orang yang meyakininya, seseorang akan mengalami di masa yang akan datang apa yang telah ia lakukan di masa lalu, baik atau buruk. Masa lalu adalah kehidupan manusia sebelumnya; masa depan dianggap sebagai kehidupan baru yang akan dimulai setelah kematian. Menurut keyakinan ini, setiap orang yang miskin dalam kehidupan ini membayar dengan kemiskinannya harga kejahatan yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya. Keyakinan takhayul ini juga menyatakan bahwa dalam kehidupan berikutnya, seorang yang jahat bisa “diturunkan derajatnya” dalam kelahiran kembali sebagai binatang atau bahkan tanaman.
Salah satu akibat berbahaya dari keyakinan pada karma adalah bahwa ajaran ini mengajarkan bahwa ketidakberdayaan, kemiskinan, dan kelemahan saat ini merupakan hukuman untuk kejahatan akhlak seseorang. Menurut sistem kepercayaan ini, jika seseorang cacat, itu adalah karena ia telah menimbulkan luka yang serupa pada seorang yang lain dalam kehidupan sebelumnya sehingga ia pantas mendapatkannya. Keyakinan takhayul ini adalah alasan utama mengapa tatanan masyarakat yang tak adil berupa sistem kasta menguasai India selama berabad-abad. (Harus diingat bahwa karma adalah gagasan Hindu, dan ajaran Buddha sebenarnya muncul dari ajaran Hindu.) Karena sistem kasta itu didasarkan pada karma, orang yang miskin, sakit, dan cacat di India dibenci dan ditindas. Kelas penguasa berkasta tinggi yang kaya menganggap keistimewaan mereka sebagai hal alami dan adil.
Dalam Islam, bagaimana pun menjadi orang yang lemah bukanlah suatu pembalasan; ini diperoleh sebagai ujian dari Allah. Lebih jauh, orang lain mempunyai kewajiban amat penting membantu orang-orang yang membutuhkan. Oleh karena itu, Islam, seperti halnya Yahudi dan Kristen, agama-agama lain yang didasarkan pada wahyu Tuhan namun kemudian diubah-ubah, memiliki perasaan yang kuat atas keadilan sosial. Akan tetapi, agama berdasar karma seperti Buddha dan Hindu mengizinkan adanya pembedaan dan membuat hambatan besar untuk perkembangan masyarakat.
Menurut teori karma, orang-orang miskin, cacat, atau sakit sebenarnya membayar harga perbuatan jahat yang dilakukannya di kehidupan sebelumnya. Oleh karena itu, mereka pantas mendapatkan kesialannya sekarang. Pemahaman sesat ini menyebabkan ketidakadilan di mana-mana dalam masyarakat ketika kepercayaan karma tersebar luas.
Karma didasarkan pada keyakinan adanya kelahiran kembali: gagasan bahwa manusia kembali ke dunia dengan jiwa yang sama namun dalam tubuh yang berbeda. Gagasan tentang “roda kelahiran kembali” ini menganggap bahwa setiap kehidupan mempengaruhi kehidupan selanjutnya. Namun keyakinan ini tidak mampu menjawab satu pertanyaan: bagaimana karma itu terjadi? Jika ajaran Buddha tidak menerima adanya Tuhan, maka siapakah yang menilai kehidupan seseorang sebelumnya dan mengirimnya kembali ke dunia dalam tubuh yang baru? Pertanyaan ini tidak punya jawaban! Penganut Buddha percaya bahwa karma adalah “hukum alam” yang terjadi sendiri, serta merta, seperti gravitasi atau termodinamika. Padahal, adalah Allah-lah yang menciptakan seluruh hukum alam. Tidak ada hukum alam yang melihat apa yang diperbuat manusia di sepanjang kehidupan mereka, mencatatnya, dan menilai mereka setelah kematian atas dasar itu. Tidak ada hukum alam yang menentukan, sebagai hasil dari penilaian itu, jenis kehidupan baru apa yang akan dipunyai seseorang dan menciptakannya kembali sesuai itu xxx cops
Kalo menurut saya, Karma itu tidak ada. Lalu knp ada kata karma?? Karma ada karena ada kejadian yg Kebetulan. Maksudnya, Kebetulan dia melakukan Hal yg sama di masa lalu
BalasHapusContoh simple;
1.ada org yg mengalami musibah, rumahnya kemalingan. Apakah itu karma?? Bisa iya bisa tidak. Dikatakan iya, jika dulunya org itu pernah menjadi maling.Trus, apakah itu BALASAN dari tuhan karena dia pernah jadi maling?
Jika iya itu balasan dari tuhan, lantas org2 yg pernah kemalingan tapi tidak pernah jadi maling itu balasan atas apa???
Contoh lain;
Seorang wanita yg di hianati oleh suaminya, di tinggal nikah lagi. Apakah itu karma?? Bisa iya bisa tidak. Dikatakan karma jika si wanita itu pernah menjadi pelakor. Masalahna Brp byk wanita yg mendapat musibah seperti itu tapi mereka bukan pelakor.
Semua Contoh di atas adalah hanya sebuah kebetulan. Kebetulan dulunya pernah melakukan Hal yg sama. Masalah terkena musibah itu adalah cobaan/ teguran dari tuhan atau mungkin nasib.tidak ada hubungannya dgn kesalahan di masa lalu. Di dalam Islam buat apa ada hari pembahasan di yaumul kiamah nanti.
Benarkah.....? Apakah yg anda sampaikan dlm ayat2 tersebut balasan diterima didunia....? Atau di akhirat kelak...? Brangkali ada rekan2 yg prnah jumpa tafsir/ayat2 yg mnerangkan perbuatan akan dapat balasan di dunia. Sbb yg saya paham tidak ada karma dalam islam klo ada sprti balasan didunia itu hanya satu kebetulan.. klo pernah jumpa tlong paparkan jngan cuma tau aya2 saja tp tidak tau arti ssunguhnya/salah tafsir terimakasih
BalasHapusPada dasarnya kebenaran ada dlm hati kita masing2...selama kita tetap mengakui bahwa Allah SWT adalah sebagai Tuhan Alam semesta ini dan tidak menduakan NYA pendapat anda sekalian adalah benar...why karena ALLAH lah mengetahui kebenaran yang sesungguhnya...ALLAH mengetahui makna yang tersirat dalam hati kalian semua... Mari kita bersihkan hati kita dari rasa kita mampu, kita bisa, karena semua kemampuan, kepandai yang kita miliki belum ada 1% dari kekuatan ALLAH...lakun diinukum waliyadiin...
BalasHapusSatu lagi mari kita mempelajari Ayat2 ALLAH yang tersimpan dalam hati dan disekitar kita... Ketika kita dapat memahami bahwa apa saja yang ada dan yang terjadi disekitar kita adalah ayat2 Allah maka akan ada kedamaian dalam hati serta kedamaian dunia akan terwujud...
BalasHapusSetiap kata yang terucap, yang tercipta dari lidah manusia itu sebenarnya semua dari ALLAH tergantung dari sudut pandang dan keyakinan kita masing2...
Berhentilah untuk berdebat krn terkadang ketika kita berdebat dikhawatirkan ada nafsu yang menguasai hati kita... Mari kita bersama2 meningkatkan keimanan dan ketagwaan kepada ALLAH...
Trimakasih dan mohon maaf yang sebesarya jika ada salah kata.
KALO MAU TAU SECARA NYATA DAN JUGA JELAS NYA KARMA,ATAU PEMBALASAN,ITU ADA APA TIDAK COBA CARI ORANG YG GAK DI KENAL TERUSS LUDAHIN ATAU TONJOK MUKA NYA DAN LIHAT HASIL NYA....TRALAA.....
BalasHapus