
Pada dasarnya makhluk hidup di dunia ini dibedakan menjadi 2 golongan. Golongan yang pertama adalah
Al-Hayawan An-Naatiq (Hewan yang berakal) dan
Al-Hayawan Ghairu An-Naatiq (Hewan yang tidak berakal). Hewan yang berakal yang dimaksud disini adalah manusia. Sedangkan hewan yang tidak berakal adalah makhluq hidup selain manusia. Bisa kita bayangkan bersama seandainya manusia tidak di beri akal oleh Allah. Apa yang akan terjadi, tentu saja hukum alam rimbapun akan berlaku disini. Pegangannya bukan lagi pada standar kebenaran melainkan kepada kekuatan fisik. Akan tetapi karena tujuan Allah menjadikan manusia di muka bumi ini sebagai Khalifah, maka dibekalilah jasad manusia dengan akal. Sedangkan fungsi makhluk hidup yang tidak mempunyai akal adalah sebagai pelengkap dan sarana keberlangsungan hidup manusia selama di dunia.
Disini kemudian manusia diajari bagaimana cara memanfaatkan makhluq yang ghairu An-Natiq tersebut. Dimana ajaran-ajaran memanfaatkannya itu bisa manusia dapatkan melalu Firman Allah dalam Al-Qur'an dan sunnah Nabi SAW. Sebagai contoh kecil, didalam memanfaatkan ayam untuk di makan, maka cara memanfaatkan yang baik adalah dengan cara disembelih dengan pisau yang sangat tajam dan sebelum di sembelih diwajibkan untuk membaca Basmalah terlebih dahulu. Setelah itu kita harus mensucikan ayam tersebut dari darah dan kotorannya hingga benar-benar bersih dan suci. Barulah kemudian dimasak atau dipanggang. Setelah matang maka barulah kita makan hewan tersebut.
Berbeda halnya dengan cara mahkluq
ghairu An-Naatiq dalam mencari makan untuk kelangsungan hidupnya. Bisa kita lihat di media televisi, misalnya bagaimana segerombolan harimau mencari makan (memangsa) kerbau, bagaimana seekor elang memangsa anak ayam, bagaimana pula ular memangsa tikus dan sebagainya. Tidak dapat di pungkiri kalau dari penglihatan mata kita akan berujung kepada sebuah kesimpulan: brutal. Itulah fungsi akal manusia, bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Akan tetapi akhir-akhir ini, manusia dengan akalnya seolah-seolah dihadapkan pada sebuah fakta yang sulit untuk membadakan antara mana Al-Hayawan An-Naatiq dan mana Al-Hayawan ghairu An-Naatiq. Bahkan lebih ironis seakan-akan Al-Hayawan An-Naatiq itu saat ini sudah hampir punah di muka bumi ini. Manusia dengan akalnya justru lebih kejam dan sadis dari pada mahkluk yang tidak punya akal. Singkatnya, jika kita menemukan kerusakan-kerusakan di segala lini kehidupan, maka manusialah penyebabnya. Gara-gara Al-Hayawan An-Naatiq-lah perubahan iklim disekitar kita dan dibumi kita menjadi semakin rusak dan tercemar. Sebagaimana tergambar jelas dalam Surat Ar-Ruum berikut ini:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Ruum:41)
Memang merupakan sebuah fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa akhir-akhir ini perubahan iklim dunia semakin tidak bisa di anggap remeh. Sebagaimana penulis telah paparkan pada tulisan bagian sebelumnya (bagian 1-2). Untuk itu, pada bagian tulisan terakhir ini, penulis akan mengajak para pembaca untuk kembali ke jalan yang benar sebagaimana kalimat di akhir QS. Ar-Ruum:41 diatas tadi.
Mengembalikan kondisi alam lingkungan kita ke tatanan semula memang sangatlah (bahkan pasti) tidak mungkin. Tidak mungkin manusia sanggup mengembalikan sumber daya alam diperut bumi yang sudah dikeruk mulai ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Tidak mungkin pula manusia dapat mengembalikan hutan yang kini sudah ditempati gedung-gedung pencakar langit dan rumah-rumah mewah serta apartemen-apartemen yang menjulang langit. Tidak mungkin kita bisa mengembalikannya secara utuh seperti sedia kala. Disinilah pentingnya kita menyadari bersama bahwa kita (manusia) sungguh telah banyak merusak fasilitas kita sendiri. Kita harus bertanggung jawab dan bergerak bersama-sama untuk menyelamatkan bumi kita ini dari ancaman keruskan iklim.
Hijaukan lingkungan kita sebelum terlambat.. (Habis..)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar