Jumat, 15 Oktober 2010

Sungguh Tidak Ada Yang Sia-Sia

Kodrat manusia dan strata sosial didunia ini memang berbeda-beda dan dari perbedaan-perbedaan itulah manusia bisa saling melengkapi antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Karena pada dasarnya tidak ada satupun mahlukpun didunia ini yang sempurna. Semuanya. Kecuali hanya Allah SWT yang menciptakan segala sesuatu yang ada di penjuru alam semesta ini yang benar-benar sempurna. Oleh karena itu. Dengan alasan ke tidak sempurnaan itulah semua mahluk di alam semesta ini saling membutuhkan. Dan dari itupulalah kemudian tercipta sebuah tatanan-tatanan dan status strata sosial. Mulai dari seorang buruh, petani, pegawai, pegawai, pejabat, pengusaha, guru dan lain sebagainya. Dari berbagai macam jenis pekerjaan dan profesi yang saya sebutkan tadi semuanya sama-sama saling membutuhkan dalam rangka untuk mencapai tujuan masing-masing. Selain sesama manusia. Masih dengan alasan yang sama, yakni karena memang tidak ada mahluk yang sempurna di alam semesta ini. Seringkali suatu makhluk yang lain kadang membutuhkan makhluk lainnya untuk mencapai tujuannya. Bahkan dengan benda mati sekalipun. Hal ini merupakan sunnatullah yang (tidak boleh tidak) harus kita akui kebenaran dan keberadaannya. .... "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. QS. Azzumar. 191 Ya begitulah memang. Tiada satupun ciptaan Allah di alam semesta ini yang tidak berguna atau tidak bermanfaat. Hanya saja karena keterbatasan akal kita, kita kadangkala sulit menerka bahkan kadang tidak tahu sama sekali maksud Allah menciptakan suatu makhluk tertentu. Padahal tanpa kita sadari kadangkala kita justru merasa butuh terhadap makhluk yang kita tidak tau manfaatnya itu. Contoh kasus misalnya. Dirumah saya banyak dihuni oleh kecoa yang setiap hari sering mengganggu aktifitas saya. Baik dikala tidur maupun dikala terjaga. Karena sering mengganggu itulah saya mengadu pada Allah. "Ya Allah. Kecoa ciptaanMu ini sering mengganggu keluarga saya ya Allah. Baik diwaktu tidur maupun dikala terjaga. Bahkan dalam shalatpun kadang saya merasa tertanggu dengan salah satu makhluk cipataanMU itu ya Allah". Bahkan karena saking jengkelnya saya sampai bertanya-tanya dalam doa saya "kira-kira apakah gerangan Engkau ciptakan kecoa itu yaAllah. Bukankah iya sama sekali tidak bermanfaat bagi kami kecuali hanya membuat kami terganggu....". Selang beberapa menit kemudian sehabis doa itu ditutup dengan Amin dan Surat Al-Fatihah. Tiba-tiba pintu depan rumah ada yang mengedor-gedor dengan kasarnya. Setelah pintu dibuka betapa kagetnya saya mendapati 3 orang preman bertubuh kekar layaknya raksasa dengan wajah yang beringas. Tanpa babibu 3 preman tadi menodong saya dengan senjata tajam seraya meminta sejumlah uang sama saya. Belum sampai saya menjawab sepatah katapun. Salah satu preman kekar yang berdiri paling belakang tiba-tiba lari ketakutan dari rumah saya sambil teriak minta tolong. Praktis dua orang temannya pun juga ikut lari ketakutan termasuk si penodong tadi. Padahal kedua temannya itu tidak tau sama sekali perihal kenapa satu orang temannya itu tiba-tiba lari ketakutan. Entahlah mungkin keduanya itu mengira bahwa dia melihat aparat keamanan lagi patroli didaerah saya atau mungkin ada perasaan lain yang membuat mereka khawatir akan keselamatannya, akhirnya keduanyapun ikut ambil langkah seribu meninggalkan rumah saya. Padahal selidik punya selidik ternyata satu preman yang lari ketakutan sambil teriak-teriak itu bukan karena takut sama aparat keamanan atau takut pada amukan masyarakat dilingkungan rumah saya. Seorang preman kekar itu justru takut sama kecoa dirumah saya yang masuk menyusup kedalam bajunya yang sudah 1tahun tidak dicuci. Entahlah mungkin si preman mengira kalo itu adalah jin penunggu rumah saya sehingga dia lari terbirit-birit ketakutan. Contoh fiktif diatas adalah merupakan sebuah contoh kecil bahwa semua makhluk dialam semesta ini diciptakan memang untuk saling melengkapi antar kekurangan makhluk yang satu dengan makhluk yang lainnya. Dan tidak ada satu makhlukpun ciptaan Allah SWT yang tidak bermanfaat atau sia-sia. Semuanya pasti bermanfaat. Hanya saja keterbatasan akal kitalah yang kadang kita merasa tidak membutuhkan suatu ciptaan Allah SWT. Oleh karena itu marilah kita berdayakan semua ciptaanNya di alam semesta ini dengan sebaik-baiknya. Yakni dengan merawat dengan melestarikannya. Semata karena itulah memang amanah yang sedang kita emban didunia ini sebagai seorang khalifah. Wallahu ‘Alam..

2 komentar: